NARASI POLITIK – Kota Parepare, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali menegaskan peran strategisnya dalam pembangunan kader intelektual di tengah gempuran informasi tanpa batas. Melalui Pelatihan Ka der Lanjut (PKL) yang berlangsung 25–30 Mei 2025 di Pondok Pesantren Zubdatul Asrar, Parepare, sebanyak 23 peserta resmi dibaiat sebagai kader mujtahid, jenjang kaderisasi lanjutan di internal PMII.
Kegiatan ini mengusung tema “Meneguhkan Komitmen Keislaman dan Kebangsaan di Era Post-Truth”, PKL kali ini tidak sekadar menjadi forum internalisasi nilai. Ia menjadi upaya serius menjawab keresahan zaman: bagaimana membumikan nilai keislaman dan kebangsaan di tengah dominasi opini subjektif, big data, dan disinformasi yang melumpuhkan nalar publik.
“Era post-truth menantang kita untuk meninjau ulang konsep kebenaran dan mekanisme mencapainya sesuai zaman. Simpelnya, post truth adalah era di mana kebohongan dapat menyamar menjadi kebenaran. Caranya? Dengan memainkan emosi dan perasaan kita
Post Truth kita tetap bisa melawannya. Cara paling gampangnya adalah dengan belajar berpikir kritis. Cari tahu suatu kejadian dari berbagai sisi. Lalu, jangan mentang-mentang kita berada di era yang serba cepat, kita jadi minder untuk “terlambat” dan malah jadi terburu-buru. Pastikan kita bisa menyimak dengan baik. Seringkali kita mendengar untuk melawan. Tapi coba ganti jadi mendengar untuk mencerna. Jadi, ketika ada suatu hal, kita bisa berpikir dulu sebelum mengambil keputusan dan juga sering- sering membaca buku karena dengan membaca dapat membentuk pola pikir yang kritis empati dan mindset yang tidak mudah dibohongi.


