NARASI POLITIK – MAKASSAR, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Koordinator Komisariat Perintis (KORKOM Perintis) Cabang Makassar sukses menyelenggarakan diskusi publik yang membahas isu krusial tentang ketahanan bangsa di era digital. Acara bertajuk “Sumpah Pemuda Sebagai Doktrin Stabilitas Nasional: Mengurai Ancaman Ideologi Digital, Disinformasi, dan Integritas Kebangsaan” ini digelar pada Jumat, 31 Oktober 2025, bertempat di Mini Ballroom Universitas Fajar, Makassar.
Kegiatan yang dimulai pukul 14.00 WITA hingga selesai ini menghadirkan empat narasumber utama dari berbagai latar belakang, yang secara mendalam mengupas relevansi nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam menghadapi tantangan kontemporer.
Pembicara dan Perspektif Kunci
Diskusi ini dimoderatori dengan baik dan menampilkan panelis-panelis terkemuka:
IPDA Ahmad Fatir, S.H., M.H., C.P.M. (Panit 2 Unit 2 Subdit 6 Ditreskrimsus Polda Sulsel): Membahas ancaman keamanan dan hukum terkait penyebaran ideologi digital serta disinformasi yang berpotensi memecah belah stabilitas nasional.
Dr. Muliyadi Hamid, S.E., M.Si. (Dosen Universitas Fajar): Menyajikan perspektif akademis tentang bagaimana Sumpah Pemuda dapat diinternalisasi sebagai doktrin untuk memperkuat integritas kebangsaan, terutama di kalangan generasi muda kampus.
H. Mahmud (Ketua PB HMI Sulawesi Selatan): Menyoroti peran organisasi kemahasiswaan dan pemuda dalam menjaga persatuan serta melawan narasi-narasi negatif di ruang digital.
H. Suherman, S.E., M.M. (Kepala Bidang Kepemudaan & Olahraga, Bapeten Sulsel): Menyampaikan kebijakan pemerintah daerah dalam membina kepemudaan agar memiliki ketahanan ideologi yang kuat terhadap infiltrasi digital.
Acara dibuka secara resmi dengan opening speech oleh Sarah Agusallim selaku Ketua Umum HMI Cabang Makassar dan Muh. Nur Fadil Sukiman sebagai Ketua Umum HMI Korkom Perintis. Keduanya menekankan bahwa Sumpah Pemuda bukan hanya seremoni, tetapi harus menjadi landasan moral dan etika bagi pemuda di era serba digital untuk menjamin persatuan bangsa.
Pesan Penting Diskusi
Diskusi publik ini secara kolektif menyimpulkan bahwa disinformasi dan ideologi digital merupakan wujud penjajahan gaya baru yang mengancam persatuan. Para peserta, yang didominasi oleh mahasiswa, diajak untuk menjadi “Agen Literasi Digital” dan menjadikan semangat Sumpah Pemuda sebagai filter utama dalam menerima dan menyebarkan informasi.
Ketua Umum Korkom Perintis, Muh. Nur Fadil Sukiman, dalam penutupannya menyampaikan, “Persatuan di masa kini diuji di layar ponsel kita. Jika pemuda tidak mampu menjaga integritas kebangsaan dari hoaks dan ideologi menyimpang, maka cita-cita Sumpah Pemuda terancam. Kegiatan ini adalah ikhtiar nyata kami untuk membentengi diri dan lingkungan sekitar.”
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pemicu kesadaran kolektif di kalangan pemuda Makassar untuk lebih bijak dalam berinteraksi di ruang digital dan memprioritaskan persatuan di atas kepentingan kelompok.


